Desainer adalah salah satu pekerjaan yang banyak dikagumi banyak orang. Bagaimana tidak, dengan baju rancangannya, mereka bisa prestasi dan meraih kesuksesan. Tidak terkecuali desainer Indonesia, dengan orisinalitas, ciri khas, dan mengedepankan kreativitas, nama mereka terkenal hingga mancanegara.
Kesuksesan para desainer Indonesia ini tentunya sangat menginspirasi kamu yang memang punya cita-cita menjadi seorang fashion designer dan kamu yang ingin kursus fashion designer. Nah, di artikel kali ini kami akan kenalkan kepada kamu, siapa saja desainer asal Indonesia yang sudah terkenal di mancanegara. Simak di bawah ini, ya!
Desainer Indonesia yang Sudah Go Internasional
Tidak hanya sekadar ikut dalam pagelaran fashion show di tiap musim, beberapa desainer Indonesia sudah berhasil mengharumkan namanya dan mendapatkan tempat di hati para penikmat mode. Berikut ini beberapa desainer Indonesia yang sudah go internasional.
BACA JUGA: Apa Itu Perancang Busana? dan Ketahui Perancang Busana Milan Berikut
-
Biyan
Karier Biyan sebagai desainer sudah dimulai sejak 1983 ketika ia magang di rumah mode Enrico Coveri, Florence, Italia. Setelah kembali dari studi, ia mulai merilis koleksi ready-to-wear menggunakan namanya Biyan. Rancangan Biyan memiliki ciri khas pada detail ornamen.
Koleksi rancangan Biyan juga begitu kental dengan unsur romantisme, elegan, tetapi praktis dikenakan perempuan urban.
Desainer dengan pendidikan formal dari The London College of Fashion tahun 1981-1983 ini mengambil inspirasi dari kekayaan tropis dan keragaman suku dan budaya Indonesia. Karya-karya Biyan menampilkan desain feminin, bersemangat global, dan kekinian.
Rancangan Biyan bisa ditemukan di berbagai kota di Indonesia, bahkan juga di Hong Kong, Taipei, maupun toko online multi label, seperti Moda Operandi dan Net-a-Porter.
-
Sebastian Gunawan
Sebastian Gunawan memulai kariernya menjadi asisten PR Manager di perusahaan pemasok peralatan kelautan di Jakarta. Kemudian ia menjadi asisten desainer di Park’s Tuxedo and Bridals di Los Angeles, Amerika Serikat tahun 1987-1988, dan desainer paruh waktu di Egon von Furstenberg, Milan tahun 1990-1991.
Lalu, setelah menyelesaikan pendidikan fashionnya pada tahun 1993 di Milan, ia resmi memulai petualangannya menjadi desainer.
Ia membuat label bernama eponimnya, kehadirannya dengan cepat menarik perhatian berkat rancangan yang anggun dan mewah. Ditambah dengan detail seperti kristal, sulam, dan pemakaian kain yang halus, terutama berjenis sutra kerap ia tampilkan.
Di tahun 1995, ia dan sang istri merilis koleksi siap pakai bertajuk Votum sebagai label sekundernya. Lalu, pada tahun 2000, keduanya membuat koleksi siap pakai dengan sentuhan adibusana yang diberi nama Sebastian Red.
-
Didi Budiardjo
Ia menyelesaikan sekolah fashion di Atelier Fleuri Delaporte, Paris tahun 1991. Lalu setelah sekolahnya selesai, ia memproduksi rancangan siap pakai dengan gaya kontemporer yang dipasarkan melalui sejumlah department store di Jakarta.
Didi Budiardjo memiliki identitas dalam setiap rancangannya yaitu elegan dan mengikuti lekuk tubuh wanita. Didi juga menerima penghargaan “Fashion Designer Awards 2000” dari Fashion Cafe Jakarta, dan sejumlah penghargaan lainnya.
Ia juga kerap menampilkan kreasinya dengan mengikuti ajang internasional, seperti pekan mode Hong Kong World Boutique pada tahun 2006 dan 2007, kemudian rancangannya menjadi salah satu yang ditampilkan dalam pembukaan Asian Games 2006 di Doha, Qatar.
-
Ghea Panggabean
Desainer Indonesia satu ini mendapatkan julukan Ratu Etnik karena ia konsisten menggunakan elemen dari suku-suku berbagai belahan dunia ke dalam desain busana dan aksesorisnya.
Sekembalinya dari sekolah fashion, Ghea memang langsung mencuri perhatian pecinta fashion karena karakter desainnya yang menggunakan berbagai unsur budaya masyarakat lokal, terutama dari Indonesia.
Ia mengenalkan kembali jumputan dan lurik ke dalam fashion dan sampai kini tak berhenti menggali kekayaan Tanah Air, antara lain kain simbut yang merupakan batik kuno dari Banten, busana pengantin Jawa berupa kebaya panjang beludru hitam dengan kutu baru, hingga aksesori dari Sumatra Barat dan kain tenun Indonesia Timur.
Ghea sudah mendapatkan berbagai penghargaan seperti Best Asian Designer Award” tahun 1987 di Singapura, Apparel Trophy sebagai desainer pakaian siap pakai terbaik Indonesia tahun 1987 dari Redaktur Mode, dan Adikarya Wisata Award tahun 1987.
Selain dipasarkan di sejumlah gerai toko di Jakarta, karya Ghea juga dapat ditemukan di Aseana Boutique di Kuala Lumpur, Malaysia. Yang kemudian dipasarkan lagi hingga ke Amerika, Prancis, dan Belgia.
-
Didit Hediprasetyo
Designer indonesia Didit Hediprasetyo memulai kariernya sebagai desainer busana ketika ia tinggal di Paris, Prancis. Ia menyelesaikan studi desain mode di Parsons School of Design, New York dan École Parsons à Paris.
Pada 2006, ia mendapatkan penghargaan Silver Thimble untuk karya modenya saat masih berstatus sebagai pelajar. Saat ini, karya-karyanya rutin diperagakan di panggung Pekan Mode Paris.
Ia tercatat sebagai salah seorang perancang busana yang masuk daftar Official Calendar Paris Fashion Week yang secara konsisten menggelar peragaan dalam ajang tersebut. Menjadi satu dari sedikit desainer Indonesia yang berhasil menembus pagelaran mode bergengsi tersebut.
Karya rancangannya antara lain pernah dipakai oleh penyanyi Kanada, Carly Rae Jepsen, saat menghadiri MTV Video Music Awards 2013. Bahkan karya Didit juga pernah dipublikasikan oleh majalah Vogue Inggris. Ia menjadi satu-satunya desainer Indonesia yang mencatatkan namanya di situs majalah mode tersebut.
Itulah beberapa nama desainer Indonesia yang berpengaruh dan sangat menginspirasi. Kamu juga bisa lho seperti mereka tanpa perlu kuliah desain mode keluar negeri, cukup mengikuti kursus desain mode di Il Teatro della Moda Indonesia. Il Teatro della Moda Indonesia adalah kursus mode dari Milan. Il Teatro della Moda Indonesia memiliki beberapa jenis kursus dengan pengajar profesional yang akan membimbingmu menjadi desainer ternama.